Friday, November 9, 2018

Terlena (Buya Hamka)

Terlena (Buya Hamka) 

Waktu berlalu begitu pantas menipu kita yang terlena 
Belum sempat berzikir di waktu pagi, hari sudah menjelang siang
Belum sempat bersedekah pagi, matahari sudah meninggi
Niat pukul 9.00 pagi hendak solat Dhuha
Tiba-tiba azan Zuhur sudah terdengar,
Teringin setiap pagi membaca satu juz Al-Qur'an
Menambah hafalan satu hari satu ayat
Itupun tidak dilakukan.

Rancangan untuk tidak akan melewatkan malam kecuali dengan Tahajjud dan Witir Walaupun hanya tiga rakaat, semua tinggal khayalan belaka
Beginilah seterusnya nasib hidup menghabiskan umur 
Berseronok dengan usia?
Lalu tiba-tiba menjelmalah usia di angka 30, sebentar kemudian 40
Tidak lama terasa menjadi 50
Dan kemudian orang mulai memanggil kita dengan panggilan "Atok, Nenek, Tok Wan" menandakan kita sudah tua.

Lalu sambil menunggu sakaratul maut tiba
Diperlihatkan catatan amal yang pernah kita buat
Astaghfirullah, ternyata tidak seberapa
Sedekah dan infaq cuma sekadarnya
Mengajarkan ilmu tidak pernah ada
Silaturrahim tidak pernah buat
Justeru, apakah roh ini tidak akan melolong, meraung, menjerit, menahan kesakitan di saat berpisah dengan tubuh ketika sakaratul maut?

Tambahkan usia ku ya Allah
Aku memerlukan waktu untuk beramal sebelum Kau akhiri ajalku
Belum cukupkah kita menyia-nyiakan waktu selama 30,40,50 atau 60 tahun?
Perlu berapa tahun lagikah untuk mengulang pagi, siang, petang dan malam, perlu berapa minggu, bulan dan tahun lagi agar kita bersedia untuk mati?
Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala
Maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang TERLENA. 
.........................................

Sekitar majlis sambutan 10 tahun di Gamuda. Sepuluh tahun sudah. Masa untuk fikirkan pekerjaan yang lain. Mungkin.




Ex-PMC





Love..

No comments:

Post a Comment